DO Meter Untuk Budidaya Ikan, Udang, dan Makhluk Hidup Akuatik
DO Meter Untuk Budidaya Ikan, Udang, dan Makhluk Hidup Akuatik
DO meter untuk budidaya ikan dan makhluk akuatik sangatlah urgen dalam skala apapun
Bahkan bisa dibilang control dissolved oxygen adalah kunci utama dari budidaya ikan dan akuatik ini.
Pertama, Baik skala kolam ikan di rumah hingga tambak ikan besar, pengukuran dissolved oxygen sangatlah penting untuk memastikan ketersediaan oksigen agar ikan tetap hidup.
Para pemilik kolam harus memiliki informasi level DO minimal dan maksimal bagi masing-masing ikan dan makhluk akuatik yang dibudidayakan.
Hal ini karena kadar DO tidak boleh terlalu rendah maupun terlalu tinggi karena titik ekstrim keduanya membahayakan kehidupan.
Sama saja dengan manusia bukan? Manusia menghirup oksigen dengan kadar oksigen di atmosfer sebesar 20,95%.
Berikut adalah level DO bagi beberapa jenis ikan dan makhluk akuatik yang biasa dibudidayakan yang Ady Water temukan dari berbagai sumber.Jika kadar oksigen kurang jauh dari itu, maka kita akan merasakan sesak karena kekurangan oksigen.
Namun jika lebih jauh dari itu, justru kita akan mengalami yang namanya keracunan oksigen yang dapat merusak sel, darah, sistem saraf, mata, hingga kematian.
Hal demikian juga terjadi pada ikan dan makhluk akuatik lainnya. Anda pernah melihat ikan mangap-mangap ke permukaan bukan? do meter
Jika ikan Anda mangap-mangap ke permukaan (bukan sedang pemberian makan), itu adalah tanda bahwa kadar DO pada air Anda rendah.
Hal itu memaksa ikan naik ke permukaan untuk mengambil oksigen secara langsung dari atmosfer.
Jelas, hal itu sangat tidak baik bagi ikan, karena normalnya sumber oksigen dia adalah dari air yang kemudian diikat oleh hemoglobin di filamen insang.
Sementara itu, jika kadar DO pada air sangat tinggi (di atas 14 mg/L), hal ini dapat menyebabkan “gas bubble disease” atau penyakit gelembung udara.
Gelembung udara akan menyumbat aliran darah pada pembuluh menyebabkan kematian. Penyakit gelembung eksternal juga dapat timbul dan terlihat di sirip, sisik, dan daging.
Kedua, kadar DO juga mempengaruhi produktivitas dan pertumbuhan budidaya ikan dan akuatik.
Yovita John Mallya dari Kingolwira National Fish Farming Centre mempublikasikan studinya berjudul THE EFFECTS OF DISSOLVED OXYGEN ON FISH GROWTH IN AQUACULTURE (2007).
Ia melakukan percobaan dengan ikan halibut seberat 20-50 g dengan variasi saturasi oksigen pada 60%, 80%, 100%, 120% dan 140%.
Ia menemukan bahwa, dalam studinya untuk kasus ikan atlantic halibut, laju pertumbuhan yang tinggi (paling baik dalam studinya) adalah pada level oksigen antara 80% and 120%.
Mr. Brian Oram, PG dari Water Research Center juga menemukan bahwa faktor DO adalah salah satu faktor paling paling penting dalam produksi ikan.
Udang: DO level 5.0-7.0 mg/L
Kepiting bakau: DO level 5.51 mg/L
Lele Afrika: DO level 4 mg/L
Ikan Nila: DO level 6.0 – 6.5 mg/L